INVESTASI BERHARGA

Sabtu, 27 Februari 2010
Ingat pepatah yang berbunyi; gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, sedangkan manusia mati meninggalkan nama. Manusia mati juga meninggalkan harta warisan, jika ada. Warisan bisa berupa harta namun tak sedikit berupa hutang yang harus dilunasi.
Agar saat kita meninggal kelak dapat mewariskan harta kepada keturunan kita, maka sedari sekarang kita mesti memulai usaha sendiri. Namun hal awal yang terlintas saat memulai usaha adalah masalah modal. Betul tidak? Jika tak menemukan modal dari diri sendiri, kita dapat mencari investor (penanam modal). Ya, kita berharap investasi yang mereka tanamkan dapat berkembang dan memberikan keuntungan.

Namun sayang tulisan ini tidak membahas kiat-kiat memulai usaha, atau cara memikat investor, atau jenis usaha apa yang aman untuk berinvestasi. Rosulullooh Shalallohu alaihi wa Sallam bersabda

Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila ada orang meninggal dunia terputuslah amalnya kecuali dari tiga hal, yaitu: Sedekah jariyah (yang mengalir), atau ilmu yang bermanfaat, atau anak shaleh yang mendoakan untuknya." Riwayat Muslim. Inilah investasi yang paling berharga.

Setiap orang tua pasti mengharapkan anak keturunannya menjadi manusia yang baik, sekalipun orang tua tersebut bukan orang yang baik. Penjahat sekalipun tak ingin anaknya mengikuti jejak, sepak terjangnya. Mereka pun ingin anak keturunannya kelak menjadi manusia yang baik.
Ya, anak sholeh adalah investasi yang berharga. Dengannya amal tak terputus, sekalipun sang orang tua telah tiada. Lalu seperti apa anak yang sholeh tersebut? Alloh Subhana wa Ta’ala berfirman

šcqãYÏB÷sム«!$$Î/ ÏQöquø9$#ur ̍ÅzFy$# šcrããBù'tƒur Å$rã÷èyJø9$$Î/ tböqyg÷Ytƒur Ç`tã ̍s3YßJø9$# šcqãã̍»|¡çur Îû ÏNºuŽöyø9$# šÍ´¯»s9'ré&ur z`ÏB tûüÅsÎ=»¢Á9$# ÇÊÊÍÈ  
“Mereka beriman kepada Allah dan hari penghabisan, mereka menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang Munkar dan bersegera kepada (mengerjakan) pelbagai kebajikan; mereka itu Termasuk orang-orang yang saleh.” Quran surat Al-Imran ayat 114.

Yang harus diperhatikan disini adalah, selaku orang tua sepatutnya kita sadari bahwa kita dapat berperan dalam pembentukan karakter dan akhlak anak keturunan kita. Pepatah lama mengatakan “buah jatuh tak jauh dari pohonnya.”
Salah seorang ahli psikologi anak menyatakan bahwa seorang anak adalah mesin fotocopy terhebat. Seorang anak akan meniru apa-apa yang ia lihat setiap hari, dengan kata lain lingkungan keluarga berpengaruh besar dalam pembentukan karakternya. Rosululloh Shalallohu alaihi wa Sallam mengisyaratkan hal ini. Beliau bersabda: “Tiap bayi dilahirkan dalam keadaan suci (fitrah-Islami). Ayah dan ibunya lah kelak yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi (penyembah api dan berhala).” (HR. Bukhari).
Lalu apa yang dapat orang tua lakukan? Inilah pertanyaan yang timbul dalam benak. Tentu hal yang dapat orang tua lakukan adalah memberikan contoh perilaku dan akhlak yang sholeh. Sangat mustahil jikalau seorang ayah yang tak pernah menjalankan sholat menginginkan anak yang rajin melaksanakan sholat. Namun semua berpulang lagi kepada hidayah Alloh Subhana wa Ta’ala.
Ingat kisah Nabi Ibrahim alaihi Sallam? Beliau adalah seorang yang sholeh. Namun jika kita menoleh kebelakang, maka akan kita dapati bahwa ayahanda Beliau adalah seorang penyembah berhala. Inilah kehendak Alloh Subhana wa Ta’ala.

`tB Ïöku ª!$# uqßgsù ÏtGôgßJø9$# ( `tBur ö@Î=ôÒムy7Í´¯»s9'ré'sù ãNèd tbrçŽÅ£»sƒø:$# ÇÊÐÑÈ  
“Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, Maka Dialah yang mendapat petunjuk; dan Barangsiapa yang disesatkan Allah, Maka merekalah orang-orang yang merugi.” Quran surat Al-A’raaf ayat 178.

Lalu apakah selaku orang tua tak dapat berperan dan diam saja. Tentu tidak, orang tua selagi dini haruslah menerapkan pendidikan agama islam yang benar. Ajaran islam yang bertumpu pada Quran dan Sunnah sebagaimana pemahaman para Salafus Sholeh. Memberikan contoh perilaku dan akhlak yang baik. Dan yang terpenting bercermin dan lihatlah diri kita, sebagai manusia kita mengharapkan anak keturunan kita kelak menjadi sosok manusia yang sholeh, begitu pula orang tua kita. Maka sebelum bermimpi memiliki anak yang sholeh, maka perbaiki lah diri kita sendiri.
Selain hal diatas hal yang dapat kita lakukan adalah berdoa memohon diberikan keturunan yang sholeh. Karena tak ada doa yang tak didengar, karena Alloh Maha Mendengar. Ingat lah kisah Nabi Zakaria Alaihi Sallam, Beliau berdoa kepada Alloh Subhana wa Ta’ala

šÏ9$uZèd $tãyŠ $­ƒÌŸ2y ¼çm­/u ( tA$s% Éb>u ó=yd Í< `ÏB šRà$©! Zp­ƒÍhèŒ ºpt7ÍhsÛ ( š¨RÎ) ßìÏÿxœ Ïä!$tã$!$# ÇÌÑÈ 
“di sanalah Zakariya mendoa kepada Tuhannya seraya berkata: "Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa". Quran surat Al-Imran ayat 38

Dan Alloh Mengabulak doa beliau

çmø?yŠ$oYsù èps3Í´¯»n=yJø9$# uqèdur ÖNͬ!$s% Ìj?|ÁムÎû É>#tósÏJø9$# ¨br& ©!$# x8çŽÅe³u;ム4ÓzósuÎ/ $P%Ïd|ÁãB 7pyJÎ=s3Î/ z`ÏiB «!$# #YÍhyur #YqÝÁymur $wŠÎ;tRur z`ÏiB tûüÅsÎ=»¢Á9$# ÇÌÒÈ  
“Kemudian Malaikat (Jibril) memanggil Zakariya, sedang ia tengah berdiri melakukan shalat di mihrab (katanya): "Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang puteramu) Yahya, yang membenarkan kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang Nabi Termasuk keturunan orang-orang saleh". Quran surat Al-Imran ayat 39

Hal ini mengisyaratkan kita bahwa selain memberikan contoh dan memberikan pendidikan agama yang benar,serta terus memperbaiki diri sendiri, kita juga harus memohon pada Alloh Subhana wa Ta’ala.

tûïÏ%©!$#ur šcqä9qà)tƒ $oY­/u ó=yd $oYs9 ô`ÏB $uZÅ_ºurør& $oYÏG»­ƒÍhèŒur no§è% &úãüôãr& $oYù=yèô_$#ur šúüÉ)­FßJù=Ï9 $·B$tBÎ) ÇÐÍÈ  
“dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan Kami, anugrahkanlah kepada Kami isteri-isteri Kami dan keturunan Kami sebagai penyenang hati (Kami), dan Jadikanlah Kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” Quran surat Al-furqon ayat 74

$uZøŠ¢¹urur z`»|¡SM}$# Ïm÷ƒyÏ9ºuqÎ/ $·Z»|¡ômÎ) ( çm÷Fn=uHxq ¼çmBé& $\döä. çm÷Gyè|Êurur $\döä. ( ¼çmè=÷Hxqur ¼çmè=»|ÁÏùur tbqèW»n=rO #·öky­ 4 #Ó¨Lym #sŒÎ) x÷n=t/ ¼çn£ä©r& x÷n=t/ur z`ŠÏèt/ör& ZpuZy tA$s% Éb>u ûÓÍ_ôãÎ÷rr& ÷br& tä3ô©r& y7tFyJ÷èÏR ûÓÉL©9$# |MôJyè÷Rr& ¥n?tã 4n?tãur £t$Î!ºur ÷br&ur Ÿ@uHùår& $[sÎ=»|¹ çm9|Êös? ôxÎ=ô¹r&ur Í< Îû ûÓÉL­ƒÍhèŒ ( ÎoTÎ) àMö6è? y7øs9Î) ÎoTÎ)ur z`ÏB tûüÏHÍ>ó¡ßJø9$# ÇÊÎÈ  
“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila Dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang berserah diri". Quran surat Al-Ahqaaf ayat 15







0 tanggapan:

Posting Komentar