RUMAH DAN SURGA

Selasa, 09 Februari 2010
Rumahku  Surgaku, itulah kalimat yang sering terngiang di telinga kita saat kita berada jauh atau berada di luarnya Rumah adalah tempat berteduh serta berlindung tiap individu anggota penghuninya dari kesibukan diluar. Dengannya ada cinta, kasih sayang, ketentraman, dan kenyamanan bagi penghuninya. Namun tak banyak orang-orang yang merasa tidak mendapatkan cinta, kasih sayang, rasa nyaman, atau kenyamanan. Bahkan tak sedikit kita mendengar dari media berita tentang kekerasan yang terjadi di dalam rumah. Lalu hal apa yang dapat menyebabkan hal tersebut? Dan bagaimana kita dapat mewujudkan “rumahku surgaku”



Setiap orang pasti mendambakan kebahagiaan dalam rumah tangganya. Adakalanya, mereka berpikir kebahagiaan itu diperoleh dengan mengumpulkan materi sebanyak-banyaknya. Kekayaan melimpah diimpikan sebagai puncak kebahagiaan. Kenyataannya, rumah tangga yang mengacu pada materi sebagai sandaran hidupnya, tanpa mengedepankan nilai-nilai agama, ternyata diambang bencana. Buruknya moral suami, istri, atau anak-anak, kegelisahan hidup, kecemasan mendalam, kebenciaan di antara anggota keluarga, bahkan permusuhan dan berbagai permasalahan yang membelit serta tak kunjung padam.
Rumah tangga yang harmonis dan bahagia tidaklah bersandar pada materi semata, justru terletak pada sejauh mana peran nilai-nilai agama mendominasi eksistensi rumah tangga itu. Untuk itulah islam mengatur penganutnya agar menjalankan nilai-nilai yang islam ajarkan melalui kehidupan rumah tangga Rasululloh Shalallohu alaihi wa Sallam yang penuh berkah, ketenteraman, dan kebahagiaan, selayaknya menjadi panutan kaum Muslimin.

Bersandar dengan Nilai-Nilai Agama
Dalam mengarungi bahtera rumah tangga dan membina keluarga sakinah mutlak diperlukan pengetahuan agama oleh pasangan suami-isteri. Moral agama harus dijadikan landasan dalam berpikir dan bertindak. Saling jujur, saling menghormati, saling mengasihi, saling menjalin komunikasi yang baik, saling tegur dan mengingatkan, saling memahami dan menyadari kelebihan dan kekurangan pasangannya, saling menjaga diri dan kehormatan pasangannya, saling menutup aib masing-masing pada orang lain, saling mendahulukan sikap mengalah ketika terjadi keributan, saling mendahulukan kewajiban masing-masing, semuanya merupakan modal penting untuk menciptakan suasana “rumahku adalah surgaku”.
Setiap individu dari anggota keluarga harus menjalankan hak dan kewajibannya masing-masing. Dengan demikian diharapkan terciptanya keseimbangan yang berujung pada keharmonisan di dalam rumah itu sendiri. Suami sebagai kepala rumah tangga, haruslah memerankan perannya sebagai seorang pimpinan. Suami layaknya seorang nahkoda kapal yang mengatur anak buah kapalnya dan melindunginya. Dan yang utama adalah membawa para penghuninya selamat sampai tujuan. Alloh Subhana wa Ta’ala berfirman
$pkšr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#þqè% ö/ä3|¡àÿRr& ö/ä3Î=÷dr&ur #Y$tR $ydߊqè%ur â¨$¨Z9$# äou$yfÏtø:$#ur $pköŽn=tæ îps3Í´¯»n=tB ÔâŸxÏî ׊#yÏ© žw tbqÝÁ÷ètƒ ©!$# !$tB öNèdttBr& tbqè=yèøÿtƒur $tB tbrâsD÷sムÇÏÈ  
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan” quran surat At-Tahriim ayat 6
Inilah ruh dari semua aspek yang dapat menciptakan kehidupan rumah tanggga yang sakinah, mawadah, dan warohmah. Dengan bersandar dengan nilai-nilai agama maka akan menjadikan rumah bagaikan surga.

Aspek Pendukung
Berikut adalah aspek pendukung yang dengannya diharapkan dapata menjadikan rumah bagaikan surga bagi penghuninya
1. Kebersihan dan Kesucian
Menjaga kebersihan dan kesucian bagi seorang muslim mempunyai nilai tambah, yaitu sebagai hukum syar’i. Karena itu hendaklah seorang muslim harus selalu berada dalam keadaan bersih dan suci, badan, pakaian maupun tempat tinggalnya, yang juga merupakan syarat makbulnya ibadah, khususnya shalat. Misalnya ketika seorang muslim membersihkan najis, maka ia bukan saja membersihkan kotoran secara lahiriyah saja, tetapi juga secara maknawiyah. Untuk itulah setiap jenis kotoran yang tergolong najis mempunyai cara-cara tersendiri dalam membersihkan serta mensucikannya.

2. Mengatur dan menata interior rumah sehingga menjadi indah dan enak dipandang.
“Allah itu indah dan menyukai keindahan’. Hendaknya setiap muslim menyadari hal ini, terutama keindahan rumahnya. Menggunakan pakaian yang rapi dan bersih sesuai dengan situasi dan kondisi, perabot rumah tangga yang teratur rapi pada tempatnya, ruangan yang ditata sesuai dengan fungsi dan kondisi, misalnya sebuah pigura Baitul Haram sepantasnya diletakkan di dinding ruang tamu dan bukan di dapur.

3. Adab merendahkan suara, menjaga rahasia dan tidak membuat gaduh.
Suara keras dalam berbantah-bantahan, gelak tawa terbahak-bahak, suara lengkingan wanita maupun radio atau televisi yang kuat merupakan hal-hal yang sangat sensitif dan dapat memicu perselisihan. Hal tersebut bukanlah etika dalam Islam.
Dalam rumah islami, tentu penghuninya akan selalu berusaha menerapkan etika-etika islami dalam bermuamalah dengan sesama anggotanya dan tetangga lainnya, menjaga kesopanan dalam berbicara, menghormati hak-hak orang lain dan menjaga rahasia yang ada dalam rumah tangganya.

4. Mengatur hal-hal yang berkaitan dengan ilmu dan ibadah.
Hal yang penting dan utama adalah ilmu-ilmu wajib yang dibutuhkan seperti masalah ibadah, menunaikan amalan fardu [wajib] dan juga amal-amal sunnah serta islami dengan cara mengadakan perpustakaan rumah , ibadah khususnya shalat, puasa, tilawah Qur’an, dzikrullah [mengingat Allah] dan do’a. Semua anggota keluarga harus saling bahu-membahu dalam merealisasikan hal-hal ini. Peran tausiah [saling
menasehati] sangat penting dalam menjaga kelangsunagn terlaksananya amalan tersebut.

5. Bersikap sederhana dana makan, minum dan gaya hidup.
Seorang muslim mempunyai tanggung jawab terhadap diri dan keluarganya. Ia dituntut untuk senantiasa menyeleksi makanan dan minuman yang dibawa ke rumah, serta memperhatikan kualitas serta kuantitasnya. Menumpuk-numpuk pakaian dan barang yang tidak berguna merupakan pemborosan. Untuk itu setiap kebutuhan yang akan dibeli hendaknya diperhitungkan dulu kepentingan dan manfaatnya.

6. Menjalin hubungan baik dan adab bergaul.
Di dalam rumah yang islami harus diterapkan adab pergaulan yang islami pula. Adab terhadap orang tua adalah menghormatinya, taat kepada keduanya, berbuat baik dan menistimewakan keduanya. Juga suami istri yang bermuamalah dengan baik dan memberikan contoh tauladan kepada anak-anaknya. Manjalin silaturahim dengan karib kerabat dan keluarga jauh. Membiasakan anak-anak menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda, serta adab-adab baik lainnya.

7. Memperhatikan kesehatan dan olah raga.
Rosululloh Shalallohu alaihi wa Sallam bersabda dalam haditsnya “Ada dua kenikmatan yang dilupakan oleh kebanyakan orang, kesehatan dan waktu luang’ [HR. Bukhari]. Islam sangat memperhatikan kesehatan. Dalam hadits lain masalah pentingnya kesehatan dan kekuatan banyak disinggung. Tetapi dalam prakteknya kaum muslimin banyak yang mengabaikan masalah ini. Perhatikanlah masalah kebersihan, udara yang masuk ke dalam rumah, ventilasi, tata ruang serta kerapihan rumah. Hendaknya tiap anggota keluarga dibiasakan untuk berolah raga, jalan kaki atau lari di pagi hari, atau apa pun bentuknya. Alangkah baiknya jika program olah raga tersebut dibarengi dengan dzikrullah dan doa.

8. Berbuat baik kepada tetangga, menghormati tamu dan bersilaturahim.
Menghormati tamu merupakan salah satu kewajiban bagi seorang muslim. Diantara adab islami bagi orang yang bertamu adalah tidak memberatkan orang yang dikunjungi agar dia menjamu kita sebagai tamu. Seorang muslim harus senantiasa menyiapkan dirinya, rumah dan kaluarganya untuk menerima tamu dan menghormatinya.
Sedangkan adab terhadap tetangga ialah memenuhi hak-hak mereka pada peristiwa-peristiwa tertentu, seperti kegembiraan dan kesedihan, menjaga anak-anak jangan sampai berkelahi dengan anak tetangga dan menghindari kebisingan atau sesuatu yang menyulitkan mereka.

9. Menjaga adab masuk dan keluar rumah.
Hal pertama yang harus diperhatikan seorang muslim dan muslimah dalam keluar dan masuk rumahnya adalah sunnah yang berkaitan dengan masalah tersebut, kaki mana yang harus didahulukan dan memberi salam pada penghuninya.
Sebelum keluar rumah hendaklah menentukan niat, arah tujuan dan mengoraksi diri serta memeriksa barang bawaan. Terutama kaum wanita muslimah bila hendak keluar rumah hendaknya tidak tercium bau wangi-wangian yang dapat memancing laki-laki lain, selalu merapikan dan memelihara hijabnya dan menutup aurat dengan baik jangan sampai salah pakai atau tertiup angin.

Penutup
tûïÏ%©!$#ur šcqä9qà)tƒ $oY­/u ó=yd $oYs9 ô`ÏB $uZÅ_ºurør& $oYÏG»­ƒÍhèŒur no§è% &úãüôãr& $oYù=yèô_$#ur šúüÉ)­FßJù=Ï9 $·B$tBÎ) ÇÐÍÈ  
“dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan Kami, anugrahkanlah kepada Kami isteri-isteri Kami dan keturunan Kami sebagai penyenang hati (Kami), dan Jadikanlah Kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.”Quran surat Al-furqan ayat 74
Dengan iman, dia membedakan yang benar dari yang salah. Dengan iman pula ia memahami baik dan buruk untuk kemudian berpihak pada yang baik. Bahkan dengan iman itu, setiap anggota keluarga mampu bersyukur manakala mendapatkan keberuntungan betapapun kecilnya. Rumah tangga yang dibangun dengan landasan keimanan, pada dasarnya telah membangun surga di dunia.

0 tanggapan:

Posting Komentar