HARGA SEBUAH WAKTU

Kamis, 11 Februari 2010
           Time is money, time is money, time is money. Kalimat itu terdengar lantang dari mulut orang-orang yang sangat menhargai waktu. Mereka sangat mengerti bahwa waktu yang mereka punya adalah harta ynag berharga. Namun waktu yang berharga tersebut tak layak jika hanya dinilai dengan uang atau materi semata.



 Pandangan Islam
Semua orang tahu dan mengerti, betapa berharganya waktu. Islam mengajarkan agar kita memanfaatkan waktu dengan hal-hal yang bermanfaat dan membawa kebaikan kepada penggunanya. Rosululloh Shalallohu alaihi wa Sallam bersabda.

Diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata kepada seseorang yang sedang dinasihatinya; “Manfaatkan lima perkara sebelum datang lima perkara lainnya; masa mudamu sebelum datang masa tuamu, sehatmu sebelum datang sakitmu, kayamu sebelum datang miskinmu, waktu luangmu sebelum datang masa sibukmu, dan hidupmu sebelum datang kematianmu.” (HR. Al Hakim dengan syarat al Bukhari dan Muslim dan diriwayatkan juga oleh Ibnul Mubarak dalam az Zuhd dengan sanad shahih dari riwayat mursal Amru bin Maimun).

Inilah yang islam ajarkan kepada penganutnya agar memanfaatkan waktu. Dalam pandangan islam waktu bukan hanya kesempatan yang dapat mendatangkan materi semata, melainkan kesempatan dalm segala aspek. Dengannya dapat dipergunakan untuk mencapai kehidupan yang bahagia baik dunia maupun akhirat kelak.

Pertama, Memanfaatkan Waktu Muda
Masa muda, ialah masa dimana manusia dapat menjadi makhluk yang produktif. Dengannya manusia dapat mencapai apa yang diimpikan. Inilah masa keemasan seorang manusia dimana ia adalah sosok yang dinamis dan energik
Ingatlah bahwa tidak sedikit dari para pejuang penegak islam adalah sosok pemuda yang tangguh. Dan ingatlah pula bahwa para pemudalah yang mengobarkan semangat kemersekaan bagi bangsa ini.
Masa muda adalah masa dimana manusia menjadi makhluk yang kuat. Masa kuat diantara dua masa dimana manusia adalah makhluk yang lemah, masa kelemahan anak-anak dan masa kelemahan saat menjadi tua. Alloh Subhana wa Ta’ala berfirman

* ª!$# Ï%©!$# Nä3s)n=s{ `ÏiB 7#÷è|Ê ¢OèO Ÿ@yèy_ .`ÏB Ï÷èt/ 7#÷è|Ê Zo§qè% ¢OèO Ÿ@yèy_ .`ÏB Ï÷èt/ ;o§qè% $Zÿ÷è|Ê Zpt7øŠx©ur 4 ß,è=øƒs $tB âä!$t±o ( uqèdur ÞOŠÎ=yèø9$# ㍃Ïs)ø9$# ÇÎÍÈ  
“Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari Keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah Keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah yang Maha mengetahui lagi Maha Kuasa.” Quran surat Ar-Rum ayat 54

Masa muda harus dimanfaatkan dengan tindakan yang bermanfaat, membawa kebaikan, serta saat-saat yang tepat untuk menggali potensi diri dengan menuntut ilmu. Sangat disayangkan sekali jika masa muda hanya digunakan untuk senang-senang, hura-hura, atau hal lain yang tidak bermanfaat lagi membawa keburukan dikemudian hari.

Kedua, Memanfaatkan Waktu Sehat
Apa yang dapat anda lakukan saat anda sakit? Sepakatlah kita bahwa saat keadaan sakit, kita tak dapat melakukan apa-apa. Badan terbaring lemas tak ada yang dapat diperbuat, ibadah terganggu, pekerjaan terbengkalai. Jika sudah terjadi, barulah kita menyadari akan pentingnya waktu sehat.
Namun sangat disayangkan jika kesehatan yang kita nikmati ini tak kita manfaatkan dengan hal yang bermanfaat lagi membawa kebaikan. Semestinya kita bersyukur akan nikmat kesehatan. Rosululloh Shalallohu alaihi wa Sallam mengisyaratkan bahwa kita lalai dalam mensyukurinya.

Ada dua kenikmatan yang membuat banyak orang terpedaya yakni nikmat sehat dan waktu senggang” (HR. Bukhari).

Waktu sehat sangatlah bermanfaat bagi kita. Kita dapat melakukan berbagai aktifitas. Dengannya kita dapat hidup produktif secara ekonomi, sosial, dan rohani. Untuk itu marilah kita manfaatkan waktu sehat kita dengan hal yang bermanfaat lagi membawa kebaikan dunia maupun akhirat nantinya.

Ketiga, Memanfaatkan Kekayaan (kelapangan rizki)
Perlu kita sadari bahwa kekayaan yang saat ini ada pada kita adalah merupakan titipan dari Alloh yang bersifat sementara. Untuk itulah kita sepatutnya bersyukur dan memanfaatkannya dijalan yang Alloh Ridhoi karena Dialah yang memberikan kekayaan

¼çm¯Rr&ur uqèd 4Óo_øîr& 4Óo_ø%r&ur ÇÍÑÈ  
“dan bahwasanya Dia yang memberikan kekayaan dan memberikan kecukupan,” Quran surat An-Najm ayat 48

Oleh sebab itu perlulah kita memperhatikan dari mana dan kemana harta yang kita miliki yang sebenarnya bersifat sementara tersebut kita belanjakan. Rosululloh Shalallohu alaihi wa Sallam bersabda
.
“Pada suatu hari (hari kiamat) kaki seseorang tidak akan dapat bergerak sebelum ditanya tentang empat perkara : Tentang umurnya untuk apa dihabiskan tentang masa mudanya untuk apa digunakan, tentang hartanya  dari mana diperoleh dan untuk apa dibelanjakan dan tentang ilmunya untuk apa yang telah diperbuat dengannya. (HR. Thabrani).

Oleh karena itu marilah kita renungkan sejenak akan kemana harta yang Alloh Subhana wa Ta’ala titipkan ini kita belanjakan. Dan lihatlah sekeliling kita, adakah sanak saudara yang membutuhkan pertolongan dilingkungan kita yang belum sempat kita jamah.

Keempat, Memanfaatkan Waktu Luang
Waktu luang adalah kesempatan emas untuk menginventarisir kebajikan. Waktu luang ini akan sia-sia jika tidak dikontrol. Ia akan terbuang begitu saja jika tidak langsung dimanfaatkan. Oleh sebab itu makanya Nabi Shalallohu alaihi wa Sallam mengingatkan:

Ada dua kenikmatan yang membuat banyak orang terpedaya yakni nikmat sehat dan waktu senggang” (HR. Bukhari).

Waktu luang adalah "kekosongan": kosong dari kegiatan yang positif. Jangan biarkan waktu itu kosong melompong dan berlalu tanpa makna. Janganlah waktu luang itu dikhianati dengan "senda gurau" yang tak bermakna. Karena jumlah waktu itu sama di mana saja, 24 jam. Bagi tigalah ia: sebagian untuk kesehatan (istirahat, olah-raga, bercanda seperlunya), sebagian lagi untuk jasmani (makan dan minum) dan sepertiga terakhir untuk Allah.

Kelima, Memanfaatkan Kehidupan Sebelum datangnya Kematian
Inilah inti dari semua hal yang telah disebutkan diatas, karena ketahuilah saat kematian datng, maka tak ada lagi kesempatan kedua. Untuk itu marilah kita renungkan apa sebenarnya tujuan dari penciptaan kita. Alloh Subhana wa Ta’ala berfirman.

$tBur àMø)n=yz £`Ågø:$# }§RM}$#ur žwÎ) Èbrßç7÷èuÏ9 ÇÎÏÈ  
“dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” Quran surat Ad-Dzariat ayat 56

Manusia diciptakan untuk mengabdi beribadat hanya kepada Alloh Subhana wa Ta’ala. Manfaatkan kehidupan ini dengan bertqwa yakni menjalankan semua perintahnya baik berupa perintah untuk menjalankan sesuatu atau menjauhi sesuatu
Jangan sampai di akhirat kelak kita menjadi sosok yang menyesali semuanya. Tidak memanfaatkan kehidupan dengan sebagaimana mestinya. Hidup dengan penuh kelalaian karena menyianyiakan kesempatan hidup

ÍÉRr&ur }¨$¨Y9$# tPöqtƒ ãNÍkŽÏ?ù'tƒ Ü>#xyèø9$# ãAqà)uŠsù tûïÏ%©!$# (#qßJn=sß !$oY­/u !$tRö½jzr& #n<Î) 9@y_r& 5=ƒÌs% ó=ÅgU y7s?uqôãyŠ ÆìÎ7®KtRur Ÿ@ߍ9$# 3 öNs9urr& (#þqçRqà6s? NçFôJ|¡ø%r& `ÏiB ã@ö6s% $tB Nà6s9 `ÏiB 5A#ury ÇÍÍÈ    
“dan berikanlah peringatan kepada manusia terhadap hari (yang pada waktu itu) datang azab kepada mereka, Maka berkatalah orang-orang yang zalim: "Ya Tuhan Kami, beri tangguhlah Kami (kembalikanlah Kami ke dunia) walaupun dalam waktu yang sedikit, niscaya Kami akan mematuhi seruan Engkau dan akan mengikuti rasul-rasul". (kepada mereka dikatakan): "Bukankah kamu telah bersumpah dahulu (di dunia) bahwa sekali-kali kamu tidak akan binasa?” Quran surat Ibrahim ayat 44


#Ó¨Lym #sŒÎ) uä!%y` ãNèdytnr& ßNöqyJø9$# tA$s% Éb>u ÈbqãèÅ_ö$# ÇÒÒÈ   þÌj?yès9 ã@yJôãr& $[sÎ=»|¹ $yJŠÏù àMø.ts? 4 Hxx. 4 $yg¯RÎ) îpyJÎ=x. uqèd $ygè=ͬ!$s% ( `ÏBur NÎgͬ!#uur îˆyöt/ 4n<Î) ÏQöqtƒ tbqèWyèö7ムÇÊÉÉÈ  
“(Demikianlah Keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, Dia berkata: "Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah Perkataan yang diucapkannya saja. dan di hadapan mereka ada dinding sampal hari mereka dibangkitkan.” Quran surat Al-Muminun ayat 99 dan 100

Dan ketahuilah bahwa kehidupan di dunia ini adalah ladang bagi kita untuk membawa bekal di kehidupan akhirat kelak, oleh karena itu sepatutnyalah kita persiapkannya dengan memperhatikan apa-apa yang telah kita perbuat. Alloh Subhana wa Ta’ala berfirman

$pkšr'¯»tƒ šúïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qà)®?$# ©!$# öÝàZtFø9ur Ó§øÿtR $¨B ôMtB£s% 7tóÏ9 ( (#qà)¨?$#ur ©!$# 4 ¨bÎ) ©!$# 7ŽÎ7yz $yJÎ/ tbqè=yJ÷ès? ÇÊÑÈ  
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” Quran surat Al-Hasyr ayat 18


Kesimpulan
Rosululloh Shalallohu alaihi wa Sallam bersabda “Barang siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin berarti dia merugi.  Barang siapa yang hari ini lebih buruk dibandingkan hari kemarin dia celaka. Dan barang siapa yang hari ini lebih baik dibandingkan hari kemarin dialah orang yang beruntung.” (HR Bukhori)
Untuk itu marilah kita manfaatkan waktu yang masih ada ini dengan perkara-perkara yang bermanfaat lagi membawa kebaikan sembari terus memperbaiki diri menuju terciptanya kehidupan bahagia dunia dan akhirat.
Dan janganlah menunda perkara kebaikan yang dapat kita kerjakan “Jika engkau berada di sore hari jangan menunggu datangnya pagi dan jika engkau berada pada waktu pagi hari jangan menunggu datangnya sore. Pergunakanlah masa sehatmu sebelum sakit dan masa hidupmu sebelum mati.” (HR. Bukhari)
Sudah seharusnya seseorang selalu mempersiapkan bekal dirinya untuk menghadapi kondisi setelah kematian. Yaitu dengan mengerjakan amal shalih dan bertaubat dari semua dosa, karena kematian bisa datang secara tiba-tiba.


0 tanggapan:

Posting Komentar